Translate
Rabu, 25 Juli 2012
Jumat, 27 April 2012
BIONATOR
Tugas Kelompok Orthodonti
BIONATOR
PENYUSUN
Prinka Dewi
Prirahadi (2009-11-101)
Prissy Budi
Putri (2009-11-102)
Priyanka Putri
Sibali (2009-11-103)
Puti Nissa Erinda (2009-11-104)
Putri Ayu Lestari (2009-11-105)
R. Magistra Dheni (2009-11-106)
R.A. Pritasya Handayani (2009-11-108)
Radytia Puspitawati (2009-11-109)
Rahmi Amalia (2009-11-110)
Raissa Paramita (2009-11-111)
Silvina Nugraha (2009-11-131)
Trisna Rahmi (2009-11-141)
Paramita Putri Priyanti (2009-11-156)
KELAS B
Kelompok 4
Pembimbing : drg. Belly Jordan, sp Ort
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS
PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
JAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Salah satu tujuan dalam melakukan perawatan
ortodontik adalah memperbaiki maloklusi gigi geligi dengan memperoleh hasil
yang optimal dan ideal, dalam waktu yang singkat, menggunakan alat – alat yang
sederhana, tidak menimbulkan rasa sakit dan tidak menimbulkan kerusakan
jaringan periodontal.
Salah satu perawatan yang dianjurkan dalam usia
pertumbuhan adalah perawatan menggunakan alat myofungsional. Alat myofungsional
merupakan pilihan yang dianjurkan pada penderita maloklusi dalam usia
pertumbuhan yang disertai dengan adanya kebiasaan-kebiasaan buruk, karena alat
myofungsional dapat membantu penderita mempelajari pola fungsional dari otot –
otot sekitar rongga mulut. Alat myofungsional yang mulai banyak digunakan
adalah bionator.
1.2
Perumusan
Masalah
Dengan melihat latar belakang yang dikemukakan
maka beberapa masalah yang dapat dirumuskan dan akan dibahas dalam makalah ini
antara lain :
1.Apakah
bionator itu ?
2.Apa
saja indikasi dan kontraindikasi dalam penggunaan bionator ?
3. Bagaimanakah
prinsip kerja bionator ?
4.Apa
saja jenis – jenis bionator ?
5.Apa
saja macam-macam alat myofungsional lainnya ?
1.3
Tujuan
Penulisan makalah ini dilakukan untuk memenuhi tujuan – tujuan yang
diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca.
Secara terperinci, tujuan dari penulisan
makalah ini adalah :
1.
Untuk
mengetahui apakah bionator itu
2.
Untuk
mengetahui indikasi dan kontraindikasi dalam penggunaan bionator
3.
Untuk
mengetahui prinsip kerja bionator
4.
Untuk
mengetahui jenis – jenis bionator
5.
Untuk
mengetahui macam – macam alat myofungsional lainnya
BAB II
PEMBAHASAN
1.1
Bionator
Bionator merupakan salah
satu alat fungsional lepasan yang dikembangkan oleh Wilhelm Balters
(1950-an). Bionator adalah sebuah alat
orthodontic lepasan yang didesain untuk mengkoreksi fungsi dan perbedaan
skeletal anteroposterior antara maksilla dan mandibula. Menurut Graber & Neuman (1984),
terdapat dua konsep dasar Balters tentang bionator, yaitu :
1. Bionator, tidak setebal aktivator. Tidak ada bagian yang
menutupi palatum anterior, dan tidak menutupi lidah sehingga pasien dapat
bicara normal walupun alat ada di dalam mulut. Bionator dipakai siang dan malam
hari kecuali waktu makan, sehingga dapat digunakan selama beraktivitas.
2. Bagian yang penting dari konsep Balters adalah lidah.
Keseimbangan antara lidah dan pipi, serta antara lidah dan bibir harus
memberikan ruang yang cukup bagi lidah untuk berfungsi, sehingga lidah dapat
menjaga keseimbangan alami lengkung gigi dan hubungan satu sama lain.
Perawatan dengan bionator
bertujuan untuk memperbaiki hubungan bibir dan gigi-gigi, membawa lidah
berkontak dengan palatum, membawa gigi insisif ke dalam hubungan yang normal,
memperbesar rongga mulut dan memperbaiki posisi lidah dengan mengubah posisi
mandibula, serta memperbaiki hubungan rahang. (Graber,dkk.,1997).
Selain itu juga, tujuan penggunaan bionator dapat digunakan untuk membentuk koordinasi otot yang baik dan
menghilangkan potensi yang dapat merusak
bentuk pembatasan pertumbuhan, sementara pembongkaran kondilus melalui posisi mandibula protusive. Gigi seri
atas dan bawah biasanya berada dalam kontak selama pakai.
1.2
Indikasi dan Kontraindikasi Penggunaan Bionator
Indikasi penggunaan bionator adalah pada penderita maloklusi
kelas II dengan tinggi muka bagian bawah sangat pendek. Pada kasus dengan
tinggi muka yang besar, bionator ini dapat juga digunakan untuk mencegah
bertambahnya erupsi gigi posterior dengan menggunakan akrilik interoklusal. (Graber
dan Neuman, 1984)
Menurut
Rakosi dkk (1993), maloklusi kelas II divisi 1 pada periode gigi bercampur
merupakan indikasi yang tepat untuk menggunakan bionator dengan beberapa
kondisi, yaitu lengkung gigi baik, tidak ada crowding, mandibula retruded,
kelainan skeletal tidak terlalu parah dan gigi-gigi insisif atas tiping ke
labial.
Kontraindikasi penggunaan bionator
Hubungan
kelas II yang disebabkan maksila protruded, ada pola pertumbuhan vertikal dan
insisif bawah tiping ke labial. Perawatan akan berhasil baik apabila ada
deepbite yang disebabkan oleh infraoklusi gigi-gigi molar dan premolar,
terutama karena posisi lidah ke lateral, sebaliknya tidak akan berhasil apabila
deepbite disebabkan supraklusi gigi-gigi insisif. (Graber dan Neuman, 1984).
Selain itu menurut Graber dan Neuman kontraindikasi penggunaan bionator ialah pada kasus gigi berjejal. Maloklusi dengan gigi berjejal dan pergeseran midline maka posisi gigi yang demikian merupakan kontraindikasi penggunaan bionator karena memerlukan pencabutan dan pergeseran gigi geligi.
1.3
Prinsip Kerja Bionator
- Untuk
maloklusi klass II
-
Gigi incisivus maksila akan diretraksi, maka labial bow harus dalamkeadaan aktif. Pada beberapa kasus dengan modifikasi labial bow bawah dimana gigi
insisivus mandibula akan diprotraksi, maka labial bow harus dalam keadaan
pasif.
-
Gigi posterior maksila akan digeser ke distal dan dicegah agar tidak bergerak ke
mesial yaitu dengan mengasah lempeng akrilik pesawat secara benar,
sehingga jalur erupsi gigi posterior ke arah distal. Pengasahandilakukan pada daerah distal gigi, sedangkan pada
bagian mesial tetapmenyentuh gigi. Sebaiknya
gigi geligi mandibula jalur erupsinya ke arahmesial
maka lempeng akrilik menyentuh bagian distal dan bebas di daerah mesial.
2. Untuk maloklusi klass III
Bagian akrilik dari alat Kelas III adalah
sama dengan jenis standar. Sebuah plat mandibula dan dua bagian rahang lateral yang membentang dari premolar pertama ke premolar
pertama yang bergabung bersama-sama, membuka gigitan
hanya cukup untuk memungkinkan gigi seri atas untuk bergerak kearah labial dari gigi seri bawah.
Pembukaan gigitan
ini harus memberikan ruang kurang dari 2 mm antara tepi gigi seri rahang atas dan
mandibular. Dengan ruang tertutup, menuju
lidah, dengan perpanjangan
plat dari bagian rahang bawah
dari kaninus ke kaninus. Tepi gigi seri
atas melampaui batas atas akrilik sekitar 2mm.
Dengan cara ini, gigi seri rahang atas diposisikan langsung di depan penghalang akrilik, agar tidak mengerahkan segala
bentuk tekanan, dengan
jarak sekitar 1mm dari
ketebalan akrilik yang
akan dihilangkan dari belakang gigi
seri rahang bawah. Hambatan ini
menghalangi setiap gerakan maju dari lidah menuju ruang depan. Tujuannya
adalah untuk mengajarkan lidah
agar mendapat rangsangan proprioseptif untuk
tetap ditarik dan tepat di
ruang fungsionalnya. Serta
menghubungkan bagian anterior yang tidak
tercakup langit-langit mulut,
untuk merangsang komponen pertumbuhan ke sekitar di daerah depan.
- Untuk
maloklusi dengan open bite
Open bite appliance diakui
dalam sebagian besar kasus baik di lidah biasanya menyebabkan atau
membuat infraocclusion pada gigi insisivus maksila dan
mandibula, yang memungkinkan terjadinya over eruption di
bagian bukal. Dalam kasus biasanya ditandai dengan adanya
interocclusal sedikit atau tidak ada yang disebabkan karena
fungsi lidah yang abnormal. Ini penting untuk mencegah lidah masuk
ke aperture. Untuk tujuan penggunaan alat dalam kasus ini, maka
bagian rahang atas dari akrilik anterior, yang berlawanan
dengan jenis hanya menjelaskan dimana akrilik dibatasi
untuk kontak dengan gigi bukal saja. Dimana bagian
anterior tidak bersentuhan dengan gigi atau
tulang alveolar, karena tidak boleh mengganggu perubahan pertumbuhan
yang diharapkan. Sebagaimana dengan tampilan vestibular, diharapkan bahwa
respon dari perawatan tidak hanya akan meningkatkan oklusi pada
gigi tetapi juga akan mengubah bagian alveolar yang
berdekatan. Bagian akrilik di mandibula
dan maksila bergabung dengan slight bite
block. dengan open bite appliance, bite block oklusal kecil
digunakan untuk stabilisasi dan memiliki lekukan pada
gigi di permukaan. Tujuan dari lateral bite block
adalah untuk mencegah gigi posterior erupsi, saat
dimana gigi anterior yang ditujukan untuk erupsi dengan bebas. Ini
harus membentuk kembali pembukaan interocclusal dan
dimensi vertikal postural yang berhubungan dengan dimensi
vertical oklusal. Block jangan terlalu tebal untuk mencegah lip seal.
1.4
Jenis – Jenis Bionator
Bionator memiliki beberapa
jenis diantaranya yaitu:
- Open
bite (bionator untuk membuka gigitan) à memudahkan
terjadinya pergerakan secara vertikal gigi-geligi posterior dan tetap
mempertahankan posisi gigi-geligi anterior
- Close
bite (bionator untuk menutup gigitan) à posterior
bite block
- Maintain
bite (bionator untuk mempertahankan gigitan) à mereposisi
mandibula kedepan dengan tetap mempertahankan dimensi vertikal yang telah
ada.
Bionator untuk membuka gigitan (open bite)
Bionator untuk menutup gigitan (close bite)
Bionator untuk mempertahankan gigitan (maintain bite)
1.5
Alat Myofungsional Lainnya
1. Pesawat
Frankel
Pesawat fungsional
Frankel, kadang disebut juga dengan “pesawat Frankel” ditemukan pertama kali
oleh Dr. Rolf Frankel dari Zwickau, Jerman Timur tahun 1966 sebagai alternatif
pesawat aktivator. Pesawat ini menggunakan prinsip gabungan dari pesawat
Andersen maupun oral screen.
Prinsip dasar kerja
pesawat ini adalah rahang dan prosesus dento-alveolar kemungkinan akan
mengalami deposisi tulang dan resorpsi selama periode pertumbuhan. Selain itu,
jumlah dan arah deposisi tulang tersebut dipengaruhi oleh faktor lingkungan
tekanan rahang dan prosesus alveolar karena postur dan aktivitas lidah, bibir,
dan pipi. Oleh karena itu, korektor berfungsi untuk memodifikasi posisi
jaringan lunak dan aktivitasnya sehingga mempengaruhi jumlah dan arah deposisi
tulang yang terjadi pada kompleks dento-alveolar.
Pesawat Frankel bisa mengaplikasikan tekanan
pada gigi-geligi dan otot-otot mastikasi. Pesawat ini bekerja dalam tiga cara
berlainan, yaitu:
- Posisi postural ke depan mendorong terjadinya
pertumbuhan pada kondilus mandibula dan sendi temoporomandibular.
- Bantalan vestibular, dengan aksinya yaitu mencegah
tekanan otot yang merugikan pada gigi-geligi, akan mendorong terjadinya
pertumbuhan dari tulang basal rahang, jadi memungkinkan lengkung gigi
membesar dan mengurangi susunan gigi yang berjejal.
- Bantalan vestibular labial, dengan mengubah posisi otot
dan aksinya, bisa mendorong terjadinya pertumbuhan bibir.
Pesawat Frankel sebagai perawat korektor
fungsional efektif untuk perawatan maloklusi Angle klas II divisi 1, klas II
divisi 2, klas III dan open bite anterior. Perawatan maloklusi menggunakan pesawat
Frankel perawatan ini dilakukan pada masa aktif pertumbuhan, terutama pada
periode gigi bercampur.
2.
Pesawat Herbst
Pesawat Herbst pertama kali diperkenalkan oleh Emil Herbst pada International Dental Congress di Berlin,
Jerman pada tahun 1905. Pesawat ini merupakan jenis pesawat fungsional tipe
cekat yang dirancang untuk merawat kasus kelas II. Komponen utama pesawat ini
yang disebut telescope terdiri dati tube dan plunger.
Indikasi pesawat Herbst dirancang untuk menstimulasi pertumbuhan
kondilus mandibula dan secara khusus digunakan pada maloklusi kelas II dengan
mandibula yang retrognasi. Pasien yang memiliki riwayat obstruksi jalan napas
lewat hidung dan tidak memungkinkan untuk memakai pesawat lepas, dapat
menggunakan pesawat Herbst. Peswat Herbst dapat juga di indikasikan pada pasien
yang tidak kooperatif karena pesawat dicekatkan ada gigi dan bekerja 24 jam
sehari tanpa bantuan pasien.
3.
Twin Block
Twin block
merupakan pesawat fungsional sederhana dengan kontak oklusi bite block yang
didesain untuk memajukan mandibula. Twin block mempunyai desain pesawat yang
terdiri dari upper block dan lower block.
Indikasi
:
-
Maloklusi
kelas II divisi 1 dengan bentuk gigi normal
-
Terdapat
overjet ringan sampai berat dan deep overbite
-
Pasien
kasus disto-oklusi pada segmen bukal
-
Pasien
harus dalam masa pertumbuhan aktif yaitu masa gigi bercampur
-
Twin
block lebih idel bagi pasien yang tidak memiliki kelainan pertumbuhan arah
vertical secara berlebihan
Kontraindikasi :
-
Kelas
II dimana maksila mengalami prognasi dan mandibula dalam posisi normal
-
Pada
kasus gigi yang sangat berjejal
DAFTAR PUSTAKA
1.
T.M.
Graber, Bedrich Neumann. 1984. Removable
Orthodontic Appliances. Philadelphia : W.B Saunders Company.
2.
Zan
Marsiano, Yuniar. 2005. Perawatan
Ortodontik dengan Alat Myofungsional Menggunakan Bionator. Jakarta : Temu
Ilmiah Tahunan Dentistry 2005 PDGI.
3.
Thomas
M. Graber, Robert L. Vanarsdall. 2000. Orthodontics
Current Principles and techniques. Philadelphia : W.B Saunders Company.
4.
Ifadah.
2011. Pesawat Fungsional Frankel.
[Online]. Tersedia: http://onlieif.blogspot.com.
(18 April 2012).
5.
Kariaman JS. 2002. Perawat Maloklusi Klas II Divisi I dengan Pesawat Herbst. [Online].
Tersedia: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7925/1/980600050.pdf.
(20 April 2012).
Langganan:
Postingan (Atom)