Translate

Jumat, 27 April 2012

BIONATOR


Tugas Kelompok Orthodonti

BIONATOR


PENYUSUN
Prinka Dewi Prirahadi (2009-11-101)
Prissy Budi Putri (2009-11-102)
Priyanka Putri Sibali (2009-11-103)
Puti Nissa Erinda (2009-11-104)
Putri Ayu Lestari (2009-11-105)
R. Magistra Dheni (2009-11-106)
R.A. Pritasya Handayani (2009-11-108)
Radytia Puspitawati (2009-11-109)
Rahmi Amalia (2009-11-110)
Raissa Paramita (2009-11-111)
Silvina Nugraha (2009-11-131)
Trisna Rahmi (2009-11-141)
Paramita Putri Priyanti (2009-11-156)

KELAS B
Kelompok 4
Pembimbing : drg. Belly Jordan, sp Ort

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
JAKARTA
2012





BAB I
PENDAHULUAN
1.1            Latar Belakang Masalah
Salah satu tujuan dalam melakukan perawatan ortodontik adalah memperbaiki maloklusi gigi geligi dengan memperoleh hasil yang optimal dan ideal, dalam waktu yang singkat, menggunakan alat – alat yang sederhana, tidak menimbulkan rasa sakit dan tidak menimbulkan kerusakan jaringan periodontal.
Salah satu perawatan yang dianjurkan dalam usia pertumbuhan adalah perawatan menggunakan alat myofungsional. Alat myofungsional merupakan pilihan yang dianjurkan pada penderita maloklusi dalam usia pertumbuhan yang disertai dengan adanya kebiasaan-kebiasaan buruk, karena alat myofungsional dapat membantu penderita mempelajari pola fungsional dari otot – otot sekitar rongga mulut. Alat myofungsional yang mulai banyak digunakan adalah bionator.

1.2            Perumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang yang dikemukakan maka beberapa masalah yang dapat dirumuskan dan akan dibahas dalam makalah ini antara lain :
1.Apakah bionator itu ?
2.Apa saja indikasi dan kontraindikasi dalam penggunaan bionator ?
3. Bagaimanakah prinsip kerja bionator ?
4.Apa saja jenis – jenis bionator ?
5.Apa saja macam-macam alat myofungsional lainnya ?

1.3            Tujuan
Penulisan makalah ini dilakukan untuk memenuhi tujuan – tujuan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca.
Secara terperinci, tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.                              Untuk mengetahui apakah bionator itu
2.                              Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi dalam penggunaan bionator
3.                              Untuk mengetahui prinsip kerja bionator
4.                              Untuk mengetahui jenis – jenis bionator
5.                              Untuk mengetahui macam – macam alat myofungsional lainnya







BAB II
PEMBAHASAN
1.1            Bionator
Bionator merupakan salah satu alat fungsional lepasan yang dikembangkan oleh Wilhelm Balters (1950-an).  Bionator adalah sebuah alat orthodontic lepasan yang didesain untuk mengkoreksi fungsi dan perbedaan skeletal anteroposterior antara maksilla dan mandibula. Menurut Graber & Neuman (1984),  terdapat dua konsep dasar Balters tentang bionator, yaitu :
1.      Bionator, tidak setebal aktivator. Tidak ada bagian yang menutupi palatum anterior, dan tidak menutupi lidah sehingga pasien dapat bicara normal walupun alat ada di dalam mulut. Bionator dipakai siang dan malam hari kecuali waktu makan, sehingga dapat digunakan selama beraktivitas.
2.      Bagian yang penting dari konsep Balters adalah lidah. Keseimbangan antara lidah dan pipi, serta antara lidah dan bibir harus memberikan ruang yang cukup bagi lidah untuk berfungsi, sehingga lidah dapat menjaga keseimbangan alami lengkung gigi dan hubungan satu sama lain.
Perawatan dengan bionator bertujuan untuk memperbaiki hubungan bibir dan gigi-gigi, membawa lidah berkontak dengan palatum, membawa gigi insisif ke dalam hubungan yang normal, memperbesar rongga mulut dan memperbaiki posisi lidah dengan mengubah posisi mandibula, serta memperbaiki hubungan rahang. (Graber,dkk.,1997).
Selain itu juga, tujuan penggunaan bionator dapat digunakan untuk membentuk koordinasi otot yang baik dan menghilangkan potensi yang dapat merusak bentuk pembatasan pertumbuhan, sementara pembongkaran kondilus melalui posisi mandibula protusive. Gigi seri atas dan bawah biasanya berada dalam kontak selama pakai.

Bionator die Idee der ganzheitlichen Kieferorthopädie Regensburg Dr. Falkenstein        


1.2            Indikasi dan Kontraindikasi Penggunaan Bionator
Indikasi penggunaan bionator adalah pada penderita maloklusi kelas II dengan tinggi muka bagian bawah sangat pendek. Pada kasus dengan tinggi muka yang besar, bionator ini dapat juga digunakan untuk mencegah bertambahnya erupsi gigi posterior dengan menggunakan akrilik interoklusal. (Graber dan Neuman, 1984)
Menurut Rakosi dkk (1993), maloklusi kelas II divisi 1 pada periode gigi bercampur merupakan indikasi yang tepat untuk menggunakan bionator dengan beberapa kondisi, yaitu lengkung gigi baik, tidak ada crowding, mandibula retruded, kelainan skeletal tidak terlalu parah dan gigi-gigi insisif atas tiping ke labial.
Kontraindikasi penggunaan bionator
Hubungan kelas II yang disebabkan maksila protruded, ada pola pertumbuhan vertikal dan insisif bawah tiping ke labial. Perawatan akan berhasil baik apabila ada deepbite yang disebabkan oleh infraoklusi gigi-gigi molar dan premolar, terutama karena posisi lidah ke lateral, sebaliknya tidak akan berhasil apabila deepbite disebabkan supraklusi gigi-gigi insisif. (Graber dan Neuman, 1984). Selain itu menurut Graber dan Neuman kontraindikasi penggunaan bionator ialah pada kasus gigi berjejal. Maloklusi dengan gigi berjejal dan pergeseran midline maka posisi gigi yang demikian merupakan kontraindikasi penggunaan bionator karena memerlukan pencabutan dan pergeseran gigi geligi.

1.3            Prinsip Kerja Bionator
  1. Untuk maloklusi klass II
-          Gigi incisivus maksila akan diretraksi, maka labial bow harus dalamkeadaan aktif. Pada beberapa kasus dengan modifikasi labial bow bawah dimana gigi insisivus mandibula akan diprotraksi, maka labial bow harus dalam keadaan pasif.
-          Gigi posterior maksila akan digeser ke distal dan dicegah agar tidak  bergerak ke mesial yaitu dengan mengasah lempeng akrilik pesawat secara benar, sehingga jalur erupsi gigi posterior ke arah distal. Pengasahandilakukan pada daerah distal gigi, sedangkan pada bagian mesial tetapmenyentuh gigi. Sebaiknya gigi geligi mandibula jalur erupsinya ke arahmesial maka lempeng akrilik menyentuh bagian distal dan bebas di daerah mesial.

2.      Untuk maloklusi klass III

Bagian akrilik dari alat Kelas III adalah sama dengan jenis standar. Sebuah plat mandibula dan dua bagian rahang lateral yang membentang dari premolar pertama ke premolar pertama yang bergabung bersama-sama, membuka gigitan hanya cukup untuk memungkinkan gigi seri atas untuk bergerak kearah labial dari gigi seri bawah. Pembukaan gigitan ini harus memberikan ruang kurang dari 2 mm antara tepi gigi seri rahang atas dan mandibular. Dengan  ruang tertutup, menuju lidah, dengan perpanjangan plat dari bagian rahang bawah dari kaninus ke kaninus. Tepi gigi seri atas melampaui batas atas akrilik sekitar 2mm. Dengan cara ini, gigi seri rahang atas diposisikan langsung di depan penghalang akrilik, agar tidak mengerahkan segala bentuk tekanan, dengan jarak sekitar 1mm dari ketebalan akrilik yang akan dihilangkan dari belakang gigi seri rahang bawah. Hambatan ini menghalangi setiap gerakan maju dari lidah menuju ruang depan. Tujuannya adalah untuk mengajarkan lidah agar mendapat rangsangan proprioseptif untuk tetap ditarik dan tepat di ruang fungsionalnya. Serta menghubungkan bagian anterior yang tidak tercakup langit-langit mulut, untuk merangsang komponen pertumbuhan ke sekitar di daerah depan.


  1. Untuk maloklusi dengan open bite
Open bite appliance diakui dalam sebagian besar kasus baik di lidah biasanya menyebabkan atau membuat infraocclusion pada gigi insisivus maksila dan mandibula, yang memungkinkan terjadinya over eruption di bagian bukal. Dalam kasus biasanya ditandai dengan adanya interocclusal sedikit atau tidak ada yang disebabkan karena fungsi lidah yang abnormal. Ini penting untuk mencegah lidah masuk ke aperture. Untuk tujuan penggunaan alat dalam kasus ini, maka bagian rahang atas dari akrilik anterior, yang berlawanan dengan jenis hanya menjelaskan dimana akrilik dibatasi untuk kontak dengan gigi bukal saja. Dimana bagian anterior tidak bersentuhan dengan gigi atau tulang alveolar, karena tidak boleh mengganggu perubahan pertumbuhan yang diharapkan. Sebagaimana dengan tampilan vestibular, diharapkan bahwa respon dari perawatan tidak hanya akan meningkatkan oklusi pada gigi tetapi juga akan mengubah bagian alveolar yang berdekatan. Bagian akrilik di mandibula dan maksila bergabung dengan slight bite block. dengan open bite appliance, bite block oklusal kecil digunakan untuk stabilisasi dan memiliki lekukan pada gigi di permukaan. Tujuan dari lateral bite block adalah untuk mencegah gigi posterior erupsi, saat dimana gigi anterior yang ditujukan untuk erupsi dengan bebas. Ini harus membentuk kembali pembukaan interocclusal dan dimensi vertikal postural yang berhubungan dengan dimensi vertical oklusal. Block jangan terlalu tebal untuk mencegah lip seal.



1.4            Jenis – Jenis Bionator
Bionator memiliki beberapa jenis diantaranya yaitu:
  1. Open bite (bionator untuk membuka gigitan) à memudahkan terjadinya pergerakan secara vertikal gigi-geligi posterior dan tetap mempertahankan posisi gigi-geligi anterior
  2. Close bite (bionator untuk menutup gigitan) à posterior bite block
  3. Maintain bite (bionator untuk mempertahankan gigitan) à mereposisi mandibula kedepan dengan tetap mempertahankan dimensi vertikal yang telah ada.

Bionator untuk membuka gigitan (open bite)

http://www.qcortho.com/appliances/functionals/bionator1-2.jpg     http://www.qcortho.com/appliances/functionals/bionator1.jpg
Bionator untuk menutup gigitan (close bite)

Bionator 2     Bionator II

Bionator untuk mempertahankan gigitan (maintain bite)

http://www.aztecortholab.com/bionator%202%20front%20lg.JPG     http://www.aztecortholab.com/bionator%202%20lg.JPG

1.5             Alat Myofungsional Lainnya
1.      Pesawat Frankel
Pesawat fungsional Frankel, kadang disebut juga dengan “pesawat Frankel” ditemukan pertama kali oleh Dr. Rolf Frankel dari Zwickau, Jerman Timur tahun 1966 sebagai alternatif pesawat aktivator. Pesawat ini menggunakan prinsip gabungan dari pesawat Andersen maupun oral screen.
Prinsip dasar kerja pesawat ini adalah rahang dan prosesus dento-alveolar kemungkinan akan mengalami deposisi tulang dan resorpsi selama periode pertumbuhan. Selain itu, jumlah dan arah deposisi tulang tersebut dipengaruhi oleh faktor lingkungan tekanan rahang dan prosesus alveolar karena postur dan aktivitas lidah, bibir, dan pipi. Oleh karena itu, korektor berfungsi untuk memodifikasi posisi jaringan lunak dan aktivitasnya sehingga mempengaruhi jumlah dan arah deposisi tulang yang terjadi pada kompleks dento-alveolar.
Pesawat Frankel bisa mengaplikasikan tekanan pada gigi-geligi dan otot-otot mastikasi. Pesawat ini bekerja dalam tiga cara berlainan, yaitu:
  1. Posisi postural ke depan mendorong terjadinya pertumbuhan pada kondilus mandibula dan sendi temoporomandibular.
  2. Bantalan vestibular, dengan aksinya yaitu mencegah tekanan otot yang merugikan pada gigi-geligi, akan mendorong terjadinya pertumbuhan dari tulang basal rahang, jadi memungkinkan lengkung gigi membesar dan mengurangi susunan gigi yang berjejal.
  3. Bantalan vestibular labial, dengan mengubah posisi otot dan aksinya, bisa mendorong terjadinya pertumbuhan bibir.
Pesawat Frankel sebagai perawat korektor fungsional efektif untuk perawatan maloklusi Angle klas II divisi 1, klas II divisi 2, klas III dan open bite anterior. Perawatan maloklusi menggunakan pesawat Frankel perawatan ini dilakukan pada masa aktif pertumbuhan, terutama pada periode gigi bercampur.



2.      Pesawat Herbst
Pesawat Herbst pertama kali diperkenalkan oleh Emil Herbst pada International Dental Congress di Berlin, Jerman pada tahun 1905. Pesawat ini merupakan jenis pesawat fungsional tipe cekat yang dirancang untuk merawat kasus kelas II. Komponen utama pesawat ini yang disebut telescope terdiri dati tube dan plunger.
Indikasi pesawat Herbst dirancang untuk menstimulasi pertumbuhan kondilus mandibula dan secara khusus digunakan pada maloklusi kelas II dengan mandibula yang retrognasi. Pasien yang memiliki riwayat obstruksi jalan napas lewat hidung dan tidak memungkinkan untuk memakai pesawat lepas, dapat menggunakan pesawat Herbst. Peswat Herbst dapat juga di indikasikan pada pasien yang tidak kooperatif karena pesawat dicekatkan ada gigi dan bekerja 24 jam sehari tanpa bantuan pasien.



3.      Twin Block
Twin block merupakan pesawat fungsional sederhana dengan kontak oklusi bite block yang didesain untuk memajukan mandibula. Twin block mempunyai desain pesawat yang terdiri dari upper block dan lower block.

Indikasi  :
-          Maloklusi kelas II divisi 1 dengan bentuk gigi normal
-          Terdapat overjet ringan sampai berat dan deep overbite
-          Pasien kasus disto-oklusi pada segmen bukal
-          Pasien harus dalam masa pertumbuhan aktif yaitu masa gigi bercampur
-          Twin block lebih idel bagi pasien yang tidak memiliki kelainan pertumbuhan arah vertical secara berlebihan

Kontraindikasi :
-          Kelas II dimana maksila mengalami prognasi dan mandibula dalam posisi normal
-          Pada kasus gigi yang sangat berjejal









DAFTAR PUSTAKA
1.      T.M. Graber, Bedrich Neumann. 1984. Removable Orthodontic Appliances. Philadelphia : W.B Saunders Company.
2.      Zan Marsiano, Yuniar. 2005. Perawatan Ortodontik dengan Alat Myofungsional Menggunakan Bionator. Jakarta : Temu Ilmiah Tahunan Dentistry 2005 PDGI.
3.      Thomas M. Graber, Robert L. Vanarsdall. 2000. Orthodontics Current Principles and techniques. Philadelphia : W.B Saunders Company.
4.      Ifadah. 2011. Pesawat Fungsional Frankel. [Online]. Tersedia: http://onlieif.blogspot.com. (18 April 2012).
5.      Kariaman JS. 2002. Perawat Maloklusi Klas II Divisi I dengan Pesawat Herbst. [Online]. Tersedia: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7925/1/980600050.pdf. (20 April 2012).

1 komentar:

  1. Very good article and all information is very useful.I must add one Pembroke Pines Orthodontist here you can read more good stuff.

    BalasHapus